Selasa, 20 November 2012

''Teman, Sahabat dan Kekasih''

Diposting oleh Unknown di 00.40
Apakah menjamin sebuah percintaan akan berhasil jika diawali dengan sebuah persahabatan ?
Apakah menjamin sebuah persahabatan akan berakhir jika diakhiri dengan sebuah percintaan ?
Ini bukanlah pokok masalah jika percintaan akan gagal jika diawali dengan persahabatan ataupun sebaliknya.
Adalah sebuah keniscayaan percintaan dimulai dari sebuah persahabatan. Yang justru susah adalah persahabatan dimulai dari percintaan yang gagal.

Bagaimana mungkin percintaan yang gagal dapat memulai sebuah persahabatan ?
Percintaan selalu diawali dengan sebuah proses pendekatan dan pengenalan. Kemudian meningkat menjadi persahabatan. Agar persahabatan itu bersifat lebih mengikat, maka kedua belah pihak sepakat untuk memulai percintaan, yang tentunya bersama-sama mempunyai tujuan agar cinta kasih mereka dapat lebih total/sempurna/menyeluruh, maka menikah dan membentuk sebuah keluarga menjadi tujuan selanjutnya.
Jika digambarkan
Perkenalan --> Pertemanan --> Persahabatan --> Percintaan --> Pernikahan
Dari bagan ini jelas terlihat sebuah proses yang natural perjalanan cinta kasih manusia yang sangat mungkin prosesnya tidak berbalik (reversal process). Dengan catatan hal ini umum terjadi, jika ada mungkin hanya sedikit orang yg mengalaminya. Ini adalah proses alami.
Banyak diantara kita takut memulai sebuah percintaan yang diawali dengan persahabatan. Dan takut percintaan yang gagal dapat pula mengakhiri persahabatan.
Dari gambar jelas terlihat percintaan adalah kelanjutan proses dari persahabatan. Jadi ketika kita mau menerima sahabat sebagai pacar, kita juga siap-siap menerima sebuah resiko jika percintaan tsb gagal dan kita kehilangan "sahabat". Bukankah ketika kita menerima sahabat kita sebagai pacar, dia bukan lagi sahabat ? Jadi sebenarnya kita sudah kehilangan sahabat ketika kita menerima dia sebagai pacar.

Dalam proses kehidupan tersebut, tentu ada masalah dan cobaan baik dalam proses pencapaian/perolehan maupun dalam proses menjalani dan melanjutkan.
Dalam proses mencapai perkenalan ada masalah, apakah dia mau berkenalan dengan kita atau tidak, sepadankah dia dengan kita ? dst.
Ketika dalam menjalani proses perkenalan juga begitu, ada masalah dan rintangannya. Apakah kita diterima atau tidak, apakah perkenalannya berlangsung baik atau malah jutekin, merendahkan, dll, bukan ?
Setelah proses berkenalan telah berlangsung, bagaimana hasilnya ? Apakah kita mau berteman dengan dia atau tidak, mengapa ? Ada pertimbangannya bukan, mungkin ketika proses berkenalan tidak ada chemistri dengan dia. Dia tidak menarik, tidak humoris, kaku, tapi dia orangnya jujur, baik dan tidak sombong. Apakah kita mau melanjutkan proses perkenalan ini menjadi proses pertemanan ? Atau dengan kata lain dia menjadi "teman" setelah dia menjadi "kenalan" dengan kita ? Tentu setelah jadi teman dia menjadi "mantan-kenalan" kita, bukan ?
Begitu juga dengan proses-proses selanjutnya bukan ?

Jadi hasil sebuah proses tergantung bagaimana kita menjalani proses tersebut, apakah iya atau tidak.
Dalam proses percintaan yang gagal bukan karena diawali dengan proses persahabatan. Letak pokok masalahnya adalah ketika kita menjalani proses percintaan tersebut. Apakah ada kebohongan, penghianatan, kecurangan, kita/dia tidak bisa menerima kekurangan dia/kita, dst. Jadi jangan salahkan persahabatan. Life must goes on, bukan Life must goes back, bukan ?
Jadi janganlah takut menerima sahabat, menjadi kekasih. Jangan jadikan sahabat yang merupakan mantan kekasih.
Jalani hidup dengan langkah maju, bukan mundur atau malah balik-kanan.

0 komentar on "''Teman, Sahabat dan Kekasih''"

Posting Komentar

Selasa, 20 November 2012

''Teman, Sahabat dan Kekasih''

Apakah menjamin sebuah percintaan akan berhasil jika diawali dengan sebuah persahabatan ?
Apakah menjamin sebuah persahabatan akan berakhir jika diakhiri dengan sebuah percintaan ?
Ini bukanlah pokok masalah jika percintaan akan gagal jika diawali dengan persahabatan ataupun sebaliknya.
Adalah sebuah keniscayaan percintaan dimulai dari sebuah persahabatan. Yang justru susah adalah persahabatan dimulai dari percintaan yang gagal.

Bagaimana mungkin percintaan yang gagal dapat memulai sebuah persahabatan ?
Percintaan selalu diawali dengan sebuah proses pendekatan dan pengenalan. Kemudian meningkat menjadi persahabatan. Agar persahabatan itu bersifat lebih mengikat, maka kedua belah pihak sepakat untuk memulai percintaan, yang tentunya bersama-sama mempunyai tujuan agar cinta kasih mereka dapat lebih total/sempurna/menyeluruh, maka menikah dan membentuk sebuah keluarga menjadi tujuan selanjutnya.
Jika digambarkan
Perkenalan --> Pertemanan --> Persahabatan --> Percintaan --> Pernikahan
Dari bagan ini jelas terlihat sebuah proses yang natural perjalanan cinta kasih manusia yang sangat mungkin prosesnya tidak berbalik (reversal process). Dengan catatan hal ini umum terjadi, jika ada mungkin hanya sedikit orang yg mengalaminya. Ini adalah proses alami.
Banyak diantara kita takut memulai sebuah percintaan yang diawali dengan persahabatan. Dan takut percintaan yang gagal dapat pula mengakhiri persahabatan.
Dari gambar jelas terlihat percintaan adalah kelanjutan proses dari persahabatan. Jadi ketika kita mau menerima sahabat sebagai pacar, kita juga siap-siap menerima sebuah resiko jika percintaan tsb gagal dan kita kehilangan "sahabat". Bukankah ketika kita menerima sahabat kita sebagai pacar, dia bukan lagi sahabat ? Jadi sebenarnya kita sudah kehilangan sahabat ketika kita menerima dia sebagai pacar.

Dalam proses kehidupan tersebut, tentu ada masalah dan cobaan baik dalam proses pencapaian/perolehan maupun dalam proses menjalani dan melanjutkan.
Dalam proses mencapai perkenalan ada masalah, apakah dia mau berkenalan dengan kita atau tidak, sepadankah dia dengan kita ? dst.
Ketika dalam menjalani proses perkenalan juga begitu, ada masalah dan rintangannya. Apakah kita diterima atau tidak, apakah perkenalannya berlangsung baik atau malah jutekin, merendahkan, dll, bukan ?
Setelah proses berkenalan telah berlangsung, bagaimana hasilnya ? Apakah kita mau berteman dengan dia atau tidak, mengapa ? Ada pertimbangannya bukan, mungkin ketika proses berkenalan tidak ada chemistri dengan dia. Dia tidak menarik, tidak humoris, kaku, tapi dia orangnya jujur, baik dan tidak sombong. Apakah kita mau melanjutkan proses perkenalan ini menjadi proses pertemanan ? Atau dengan kata lain dia menjadi "teman" setelah dia menjadi "kenalan" dengan kita ? Tentu setelah jadi teman dia menjadi "mantan-kenalan" kita, bukan ?
Begitu juga dengan proses-proses selanjutnya bukan ?

Jadi hasil sebuah proses tergantung bagaimana kita menjalani proses tersebut, apakah iya atau tidak.
Dalam proses percintaan yang gagal bukan karena diawali dengan proses persahabatan. Letak pokok masalahnya adalah ketika kita menjalani proses percintaan tersebut. Apakah ada kebohongan, penghianatan, kecurangan, kita/dia tidak bisa menerima kekurangan dia/kita, dst. Jadi jangan salahkan persahabatan. Life must goes on, bukan Life must goes back, bukan ?
Jadi janganlah takut menerima sahabat, menjadi kekasih. Jangan jadikan sahabat yang merupakan mantan kekasih.
Jalani hidup dengan langkah maju, bukan mundur atau malah balik-kanan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Lestirani Dewi :) Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez